Showing posts with label pendapat. Show all posts
Showing posts with label pendapat. Show all posts

Tuesday, February 17, 2015

A Quarter Life





It was scary at first, the thought on becoming 25. That strange feelings on eagerly embracing quarter part of my life. I learned that "wandering" and "relocating" are two very different things, and that one takes significantly more precious energy than the other. I also have learned lessons in love and patience, and been rewarded for both a trillion times over. Oh yes... life is such a beauty in the messiness and vice-maddeningly-versa. 




Can't wait for another quarter life,







with  hug,
Indah Budi Utari

Saturday, January 17, 2015

to feel Homey




Setiap manusia,
(walaupun hanya sekali)
 setidaknya harus pernah merasakan merantau. 



Perantauan saya yang pertama adalah saat memasuki dunia kuliah. Saya menyewa sebuah kamar mungil tak jauh dari kampus. Kamar mungil ini (atau sebut saja kost'an), sangat jauh dari kesan mewah; tanpa Air Conditioning system, tanpa water heater gas, bahkan shared bathroom. Tumpukan tugas kuliah yang memaksa diri untuk jarang pulang, membuat saya harus memutar otak bagaimana caranya "to make my room feel homey" -dengan budget yang terbatas tentunya. 


,dan 5 cara ini setidaknya cukup berguna


Play with colours and texture
Pemilihan warna dinding ruangan yang tepat akan mempengaruhi atmosfer kenyamanan. Be smart, choose comfort over style. Pilihlah warna-warna pucat yang lembut, sehingga dapat merefleksikan cahaya dan membuat ruangan tampak lebih luas. Butter yellow, pale gold, soft peach, dan dusty rose adalah warna terang yang dapat digunakan; sedangkan chocolate brown, brick red, terra cotta, dan eggplant adalah contoh pilihan untuk warna yang lebih gelap.

Kick up a neutral palette with texture. Tekstur di sini dapat berupa kain, aksen furniture, ataupun kombinasi material lain (misalnya; washi tape). Fabric and washi tape do wonders. Trust me.


My Room



Add personalized artwork
Add personal touches throughout your room with artwork. Whether you create it yourself or buy from a local artist. I’m personally love to do some upgrading with DIY project. Starting from made a bracelet holder from used bottle, til' a molecule wall art from washi tape. Akan tetapi, tidak semua manusia terlahir dengan tangan yang crafty bukan?, maka membeli karya seni adalah solusinya. Karya seni dengan harga paling terjangkau adalah dalam bentuk kartu pos!  Ya, kartu pos. Mereka bisa menjadi hiasan ruangan yang baik, entah itu dengan cara di pigura ataupun langsung ditempel begitu saja…


Andy Warhol and Ika Vantiani Postcard


Invest in bedding and lightning
Since it’s the space you’ll spend the most time curl up in, it makes sense to spend a little more on bedding and lightning. Sprei dan bedcover adalah dua barang yang tidak bisa dipilih dengan sembrangan. Sebaiknya, gunakan kain katun atau linen. Lebih mahal tak mengapa, yang penting nyaman. Sedangkan untuk lightning, maka lampu fluorescent (lampu TL) dapat dijadikan pilihan. Lampu ini lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar. Selain itu, lampu fluorescent yang baik (merk bagus), bisa bertahan hingga 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian.


Warm it up with nature elements and vintage stuff
Budget yang terbatas bukanlah suatu hambatan. Sering-seringlah mampir ke pasar loak, toko barang bekas, ataupun acara garage sale. Banyak barang-barang ajaib yang murah meriah. One man's junk is another man's treasure! Sering-seringlah berjalan kaki lambat-lambat. Perhatikan sekitar. Pasti ada bunga-bunga kecil manis ataupun ranting patah yang menawan. Instead of purchasing artificial branches or highly cost arrangement, they can be a perfect tabletop vignette.


A Test Tube Rack from Flea Market


Make your bed every (!) day (!)
I know. It is easy to say, but damn hard to do. 






with  hug,
Indah Budi Utari

Wednesday, August 27, 2014

Die-cuts Books



Every pages is an ecstasy that take you to another world



Die-cutting 
dapat didefinisikan secara sederhana sebagai tehnik proses cetak untuk memotong bentuk tertentu pada suatu material. Dalam konteks buku, tehnik ini memungkinkan diciptakannya sebuah "jendela" pada bagian sampul ataupun lembaran buku. Die-cuts books is a perfect mix of oh..., of course..., and oh... I never. 

Seperti die-cuts book yang satu ini. 



Love
Story by Lowell A. Siff

Love adalah buku reprint identik dari sebuah karya klasik di tahun 1964. Tangan dingin dari Gian Berto Vanni -lah yang menyebabkan buku ini menjadi layak untuk dikategorikan sebagai sebuah harta karun. Love bercerita tentang seorang gadis kecil yang menjadi yatim piatu akibat perceraian. Tema cerita yang sederhana bukan? Akan tetapi penggunaan illustrasi, tehnik die-cutting, dan lembaran kertas warna-warni dari buku ini dipastikan akan memabukkan siapa pun yang membacanya. Just like an ecstasy. 



Illustrated and Designed by Gian Berto Vanni

Cerita tentang si gadis kecil mengalir dengan indah melalui lubang dan guratan berbagai bentuk dalam setiap lembaran buku. Bayangkan, setiap lembaran buku! I can not imagine how to engineered the peeks and surprises of the books. It's brilliant. Menyulam cerita melalui kata tidaklah mudah, apalagi melalui lubang dan guratan. 










What is so wonderfull about die-cutting is how such a simple story can be elevated to greater levels through the process of design






with  hug,
Indah Budi Utari

Sunday, August 10, 2014

Tentang pilihan 





Banyak yang bilang, hidup ini sebenarnya perkara pilihan. Tentu sudah tak terhitung lagi, berapa banyak moment dimana kita dihadapkan dalam kondisi "harus memilih". Entah itu dalam keriaan, kesedihan, kebingungan, ataupun ketidakberdayaan. Mampu memilih merupakan suatu kemewahan. Sangat mewah bahkan. Mengapa? karena tak semua hal bisa di pilih. Kita tokh tetap tidak bisa memilih kapan akan menghadapi kematian, kapan akan dilahirkan, dan kapan akan berjumpa dengan mereka-mereka yang disebut sebagai sigaraning nyawa.  

Bagi saya, usia 20'an adalah periode selfish years. Periode egois. Because we are old enough to make the right desicion and young enough to make the wrong one. Tidak munafik, berkali-kali saya mengambil pilihan secara egois. Namun pada akhirnya pengalaman "merasa" yang saya alami menjadi semakin kaya dan semakin banyak pula pelajaran konsekuensi yang dapat saya pahami. Sesekali kita memang harus jatuh, biar tahu bagaimana rasanya sakit. 

Akhir tahun lalu, saya mendapat kesempatan bertemu dengan seorang pria yang sangat istimewa. Saya memanggilnya Mr. Sujinda. Beliau adalah supervisor laboratorium saya selama kegiatan pertukaran pelajar di Universitas Mahidol, Thailand. Hari-hari bersama Mr. Sujinda penuh dengan kejutan dan diskusi. Dalam setiap kesempatan diskusi, beliau mampu membentangkan sudut pandang pemikiran dan kesadaran baru serta membangunkan kepekaan yang sudah lama tertidur. Pada saat hari terakhir berdiskusi, Mr. Sujinda memberikan saya kemewahan. Ya, beliau memberikan saya pilihan. 


". . . and now, I want you to make a list about -what are you looking in life?"

"Based on these . . .

ujarnya sambil menuliskan beberapa kata.




Saya pun kemudian tenggelam dalam perenungan dan pertimbangan selama beberapa saat. Setelah selesai memilih dan mengurutkan kedelapan hal tersebut, akhirnya saya siap mendiskusikannya. Akan tetapi Mr. Sujinda dengan segera berkata, I don’t want to know about your list, but you must remember; Do not ever complain about your decision!". Saya pun di buat tertegun dengan closure tersebut. Bagaimana beliau mampu memberikan oleh-oleh yang sangat berarti bagi saya. Oleh-oleh berharga sebagai pengingat di kala diri sedang egois. 





". . . and now, how about you?"

 "what are you looking in life?"






with  hug,
Indah Budi Utari

Monday, March 31, 2014

Lupa



The ability to remember the past is a two-sided coin




Seorang teman lama menanyakan kepada saya mengenai suatu tempat di bagian utara kota. Ia tahu bahwa selama menahun yang lalu, saya cukup sering mengunjungi tempat tersebut. Ternyata . . . saya hanya bisa mendeskripsikan tempat itu dalam dua kalimat saja. Selebihnya?                                                                                         
Saya lupa. 

Ingatan akan tempat itu tidak lagi utuh. Jangankan arah menuju tempat tersebut, nama tempatnya pun saya lupa. Ibaratnya seperti tulisan koran yang terkena tetesan hujan. Buram. Mendadak berbagai pertanyaan muncul di kepala. Apa itu lupa? Mengapa saya bisa lupa sesuatu yang sebenarnya masih ingin saya ingat?  Apakah semua ini terkait dengan saya yang pelupa? Atau memang saya memilih untuk lupa? dengan kata lain, melupakan




Forgetting is the inability to recall something now, that could be recalled on earlier occasion [1]. Poin utama dari definisi tersebut adalah "ketidakmampuan untuk mengingat". Ingatan atau memori sebenarnya sudah menjadi objek ketertarikan para ilmuan sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Koriat dan Goldsmith memiliki dua pendapat terkait deskripsi dari ingatan, yaitu berupa storehouse metaphor dan correspondence metaphor [2]. Jika di pandang sebagai storehouse metaphor, ingatan adalah sebuah gudang yang berisi berbagai item tersimpan. Fokus dari storehouse metaphor adalah kuantitas item yang dapat di simpan. Sedangkan correspondence metaphor memandang ingatan sebagai deskripsi dari masa lalu, dengan fokus pada akurasi deskripsi dari masa lalu tersebut. Terlepas dari metafor mana yang akan anda anut, ingatan itu bersifat cue-dependent. Artinya kemampuan untuk mengingat sangat ditentukan oleh sinyal-sinyal atau tanda-tanda tertentu yang dapat kita gunakan untuk mengakses ingatan.

Lupa pada dasarnya merupakan suatu mekanisme alami. Bayangkan jika kita masih mengingat dengan jelas setiap detail dari berbagai peristiwa. Oh tentu hidup ini akan menjadi tidak nyaman! Ada lima jenis mekanisme lupa, berupa failure to encode, disrupted consolidation, retrieval competition, resolving retrieval competition, dan ineffective retrieval cues [3]. Prinsip utama dari seluruh mekanisme tersebut yaitu "adanya interferensi yang mengganggu proses penyusunan suatu ingatan". Interferensi ini dapat berupa berbagai macam hal, mulai dari jeda waktu antar informasi hingga sinyal pengakses ingatan yang terfragmentasi.

Otak adalah organ yang mengorganisir mekanisme lupa. Saya tidak dapat membayangkan kompleksitas dari kerja otak, dimana ia tidak boleh keliru dalam menentukan ingatan mana yang harus di simpan dan mana yang sebaiknya di buang. Studi terbaru yang dilakukan oleh Benoit dan Anderson menyatakan bahwa otak memiliki dua mekanisme untuk melupakan suatu ingatan di masa lalu yang bersifat traumatic, unwanted, atau undesirable yaitu melalui direct suppression dan thought substitution [4].

Pada mekanisme direct suppression, otak akan menghambat proses mengingat yang terjadi pada daerah hippocampus. Daerah tersebut sangat berperan dalam pembentukan ingatan secara sadar (conscious memories). Interferensi pada daerah hippocampus akan menghambat ingatan untuk di simpan. Sedangkan pada mekanisme thought substitution, otak akan mengganti ingatan buruk yang ingin dilupakan dengan sesuatu yang lain. . . . mengagumkan sekali bukan?




Tanpa disadari, saya sesungguhnya telah mempraktikkan mekanisme thought substitution sejak lama. Ya, bahkan jauh sebelum artikel studi neuron terbaru itu terbit. Saya terbiasa mensubstitusi ingatan buruk yang ingin dilupakan. Saya mengganti ingatan buruk dengan ingatan baik, atau menggantinya dengan keadaan saat ini. Keadaan bahwa saya baik-baik saja. Keadaan bahwa saya bisa bertahan melalui hal-hal buruk yang pernah terjadi. Kunci terpenting dari semuanya adalah proses menerima. Kita harus menerima bahwa "perpisahan itu tidak terelakkan", baik itu disebabkan oleh kematian, emosi sempit, ataupun tuntutan takaran ideal secara normatif. Kita harus menerima bahwa hal-hal buruk bisa saja terjadi untuk membentuk kepribadian yang lebih kuat. Ya, menerima adalah kuncinya.

Masalah seberapa buram ingatan akan masa lalu yang tersisa di otak, kita tetap tidak bisa mengatur. Buktinya, saya tetap saja lupa akan tempat di utara kota. Padahal saya masih ingin menyimpan informasi tersebut, tokh ia tidak termasuk dalam jenis ingatan buruk. Namun tidak dapat dipungkiri, ia berada di periode hidup yang ingin saya lupakan. Periode hidup yang banyak saya substitusi.
Nampaknya sinyal-sinyal pengakses ingatan akan tempat tersebut ikut terganggu, karena tumpang tindih dengan mekanisme melupakan
dan pada akhirnya, saya pun lupa akan tempat di utara kota.
dan saya bersyukur sudah lupa. 



Referensi:
[1] Tulving, E. (1974). Cue-dependent forgetting. American Scientist (62), 74-‐82.
[2] Koriat, A., and Goldsmith, M. (2000). Toward psychology of memory accuracy. Annual Review of Psychology (51), 481-­537.
[3] Levy, B. and Kuhl, B. (2010). The functional neuroimaging of forgetting. In Gronlund, S. and Kimball, D. (2012). Remembering and Forgetting: From the Laboratory Looking Out. University of Oklahoma Press.
[4] Benoit, R. and Anderson, M. (2012). Opposing Mechanisms Support the Voluntary Forgetting of Unwanted Memories. Neuron (76), 450-460. 







The past allows us to relive cherished episodes 
but also confronts us with past events that we would rather forget.








with  hug,
Indah Budi Utari

Friday, November 15, 2013

Zodiak Gembira


On this last of dear October’s days, I got my treat.


Kejutan itu berupa bungkusan merah, yang di seal manis dengan pita mungil. Saat dibuka, semilir wangi potpourri pun hadir memanjakan. hhhhmmm… such a perfect treat for my Hallowen. Selain potpourri, tampak pula kotak putih kecil yang berhiaskan suatu simbol. Isinya memory card. Kontras sekali bukan? Paduan yang unik antara unsur modern dan unsur magis.



Terpampanglah file berjudul “Zombiku (Zodiak gembiraku)
Hah? Apa itu?


Saya yakin, banyak diantara kita yang sangat tertarik dengan zodiak. Pembacaan zodiak yang umumnya digunakan adalah menggunakan tanda mahari (sun sign). Saya pribadi termasuk yang cukup tertarik akan hal seperti itu. Tertarik yaa… bukan percaya total dan melumatnya bulat-bulat. Maklum, ayah saya berasal dari keluarga jawa kuno yang percaya bahwa setiap individu memiliki pattern karakter tertentu yang sangat personal dan dipengaruhi oleh waktu kelahirannya. Rubrik zodiak yang bertebaran di berbagai media, saya anggap sebagai senang-senang. Semacam gulali manis yang dinikmati sore hari. Hadiah kecil setelah seharian berkutat dengan penat. It's just for fun.

Lantas, mengapa saya memesan zodiak gembira? Karena saya suka segala sesuatu yang bersifat personal. Zodiak gembira menawarkan dua hal mengenai ketertarikan saya. Pertama, berupa pembacaan karakter. Kedua, berupa karya seni. It's highly irresistible . Apalagi dalam konteks personalitasnya. Pertanyaan selanjutnya adalah, kok bisa sih ketemu zodiak gembira? Jawabannya adalah karena saya cukup nge-fans sama dukun zodiak gembira. Serius. Nama dukunnya Sundea. Awalnya saya mengenal Kak Dea dari karya cerpen kolaboratifnya bersama Lala Bohang, seorang illustrator muda yang kece punya. Singkat cerita, selidik punya selidik ternyata Kak Dea ini dukun Zodiak gembira! 

Zodiak gembira tidak hanya menggunakan sun sign dalam pembacaannya, melainkan melibatkan pula posisi planet dan “rumah”. Jadi pada akhirnya, chart zodiak seseorang itu akan tersusun dari 12 “rumah” dan 12 lambang zodiak yang saling berpadu membentuk dua roda komplementer antara satu sama lainnya. Bingung? Tertarik? Ah… udah deh mendingan ikut pesen zodiak gembira juga disini.

Sekarang mari-mari kita simak (sedikit) hasil terawangan Kak Dea.




Ego – 

Jadi kamu ini Solar Aquarius. Mau kayak apapun pembawaannya, Solar Aquarius biasanya ada rebel-rebel-nya. Kamu nggak takut beda sama orang lain, bahkan ada kalanya kamu memang sengaja kepengen ngelawan mainstream.
Rumah ke-1 kamu ada di Taurus. Ini bikin kamu jadi orang yang berprinsip slowly but sure. Biasanya kamu tau apa yang kamu mau, tau gimana cara sampe ke sana. Kamu setia sama pola dan kebiasaan. Karena itu, kamu nggak suka kalo pola dan kebiasaan kamu digeser, sekecil apapun pergeserannya.
Matahari kamu ada di rumah ke-10, house of achievement and career. Posisi ini bikin kamu jadi pekerja keras dan suka ngebuat goal-goal sendiri di apapun yang kamu lakuin. Kamu butuh otoritas. Kamu lebih suka mimpin daripada dipimpin. Lebih suka ngatur daripada diatur.
Am I Rebel? Yes! Am I enjoy put my ass on tight damn fix schedule? Yes! Yes! Am I prefer to control everything under my heels? Yes! Yes! Yes! OMYGOD... Jadi kesimpulannya semua bener banget!! Fakta mengenai rumah pertama saya yang berada di Taurus pun cukup menggelitik. Because somehow it is easy for me to get attracted with Taurus man. Padahal menurut kompatibilitas umum, Taurus dan Aquarius itu enggak cocok. So, I think this is a good explaination for my case. Salah satu teman baik sejak SMA bahkan memberikan julukan spesial buat saya. Dia bilang saya adalah wanita yang hobi melihara banteng. ahahahaha! 


Ambisi – 
Di chart zodiak, faktor yang ngerepresentasiin ambisi adalah Mars. Mars kamu ada di Capricorn. Capricorn ini rasi yang dikuasain Saturnus, planet yang ngerepresentasiin pembatasan. Saturnus sering diasosiasiin sama stereotipe figur ayah; ada otoritas, disiplin, tanggung jawab, aturan, kerja keras, status sosial, self control, sekaligus tempat bersandar untuk orang-orang yang dia sayang. Apa yang jadi ambisi kamu biasanya nggak jauh-jauh dari materi atau status sosial.
Mars kamu ada di rumah ke-8. Rumah ke-8 ini sering dikaitin sama drama, krisis, trauma, seks, dan kematian. Terlihat seram, ya? Tapi nggak juga, kok. Posisi Mars di sini bikin kamu jadi orang yang ngehargain dan ngejaga baik-baik apa yang kamu punya karena kamu nggak mau keilangan. 
Untuk urusan harta dan tahta, saya gak terlalu tertarik. Bukan pembenaran lho yaa... Serius ini. Menurut saya materi atau status sosial bukan lah ambisi yang kudu banget dikejar. I am far from that. Interpretasi dari posisi mars pada rumah yang berisi drama, krisis, trauma, seks, dan kematian itu pun cukup membuat saya tertegun beberapa saat. Entah mengapa. Namun satu hal yang pasti, kalimat terakhir di atas sangat tepat. Saya memang tipikal individu yang lebih baik "merasa" daripada "tidak pernah merasa sama sekali". 


Percintaan –
Di chart zodiak, planet yang ngereprsentasiin percintaan adalah Venus dan rumah yang ngerepresentasiin hubungan adalah rumah ke-7. Venus kamu ada di Capricorn. Soal hubungan kamu cukup klasik dan konservatif. Komitmen, pernikahan, setia sama satu pasangan, adalah hal-hal yang penting buat kamu. Yang harus jadi perhatian adalah kamu nggak ngomong terus terang kalo kamu butuh ini itu, kamu pengen pasangan kamu sadar sendiri. Kamu nggak mau dengan ngomong terus terang kamu jadi keliatan nggak terkontrol lagi.
Rumah ke-7 kamu di Scorpio. Ini bikin kamu jadi orang yang sensual dan intens banget sama pasangan kamu.
Sensual? ... Enough said for this one. 


Emosi –
Di chart zodiak, planet yang ngerepresentasiin emosi adalah bulan. Bulan kamu ada di Scorpio. Menurut primbon, Lunar Scorpio seeks for emotional intensity. Kamu bukan jenis orang yang takut ngegali trauma untuk lebih kenal sama diri kamu sendiri. Kamu orang yang powerful. Meskipun nggak keliatan gahar di luar, kamu nggak gampang diintimidasi.
Bulan kamu ada di rumah ke-6, house of work, health service, and well-being. Posisi bulan di sini bikin kamu punya kebutuhan emosional yang tinggi untuk selalu produktif dan berguna.
Produktif dan berguna... whoooaaaa, berasa workaholic banget yaa ?! hihihihi. Kak Dea ini bisa aja deh. Pada kenyataannya saya juga suka leyeh-leyeh dan gulang-guling. I know how to work hard and play (more) hard. mwahahahahahahahha!


Komunikasi –
Di chart zodiak, planet yang ngerepresentasiin komunikasi adalah Merkurius. Merkurius kamu ada di Aquarius. Orang dengan Merkurius di Aquarius berkomunikasi dengan pengaruh. Kamu nggak banyak ngomong, tapi lewat sikap, pandangan, dan kesukaan-kesukaan kamu yang kamu tunjukin, orang tau-tau udah ngikutin paham kamu, aja.
Merkurius kamu ada di rumah ke-9, house of philosophy, travel, and higher learning. Artinya, kamu punya ketertarikan yang kuat sama ilmu pengetahuan. Kamu seneng mempelajari macem-macem hal, terutama kalo berkaitan sama budaya dan masyarakat. 
Berasa kece badai banget pokoknya pas baca bagian komunikasi...


Begitulah  sekelumit  petikan pembacaan karakter saya oleh dukun Zodiak Gembira. Hebatnya lagi, disisipkan pula lagu soundtrack  yang menurut sang dukun match dengan karakter saya. (sakti mandraguna banget lah pokoknya!). Saya sangat kagum pada keahlian Kak Dea dalam "menjahit" setiap bagian pembacaan karakter. Fungsi dari zodiak gembira bukanlah future (misalnya bakal nikah sama siapa, kerja apa, dapet sial hari apa, dsb.), akan tetapi lebih berfokus kepada pemahaman natur diri.


Jangan salah! Kejutan manis ini belum berakhir! 
Ada satuuu lagi yang personal dan sukses membuat jantung saya berdegup liar. Deg-deg'an banget. Asli.


...drum rolls... 
Ya! 
Semua efek samping itu disebabkan oleh personal artwork dari Kak Rukmunal Hakim. OMYGOD! artwork-nya keren banget.nget.nget.nget. Udah nggak ngerti lagi mesti ngomong apa. 

Penasaran? 
Lihat sendiri deh



GOD... seandainya saja punya tatto itu enggak haram hukumnya, I am definitely gonna put it on my skin! Kebayang banget deh, artwork itu dijadiin tatto untuk punggung kiri. Diameter 10cm'an cukup kali yaaa... Jujur nih, punya tatto adalah salah satu hasrat terpendam saya. Awalnya saya ingin sekali punya tatto bertuliskan "Budi" (just like my middle name), dengan menggunakan aksara jawa yang dirajahkan ke lengan kanan bawah. Sekarang, nambah lagi deh wishlist tattoo-nya. khuhuhuhu!

Ok fokus sama 
artwork zodiak gembira lagi. Saya sendiri sesungguhnya belum tahu makna dari setiap detail gambar. Banyak sekali yang ingin saya tanyakan, mulai dari pemilihan jenis bunga dan maknanya, mengenai makna pisau yang terbelah, serta batang pepohonan yang memagari artwork. Namun dari seluruhnya, yang paling ingin saya tanyakan adalah mengapa potongan rambut wanitanya seperti itu?



Am I happy for this treat?
Oh... I'm beyond more than happy.







with  hug,
Indah Budi Utari

Saturday, June 22, 2013

What we're doing today?


tik - tok - tik - tok
take - make - have - waste
tik - tok - tik - tok
take - make - have - waste



Ritme itulah yang sesungguhnya dilakukan oleh setiap manusia di seluruh belahan dunia. Kita terus mengambil berbagai hal dari alam, dengan mengatasnamakan "kebutuhan". Saat beliung persegi berada di masa keemasannya, kita masih memberikan penghormatan penuh kepada alam. Kita memuja dan memperlakukannya dengan istimewa, karena sadar bahwa ia adalah media pemenuh segala kebutuhan.

Perlahan namun pasti kabut peradaban membuat interaksi langsung antara manusia dengan alam menjadi terputus. Kabut ini menyebabkan kita tak lagi pengetahui proses terjadinya suatu produk pemenuh kebutuhan. Tokh, intinya produk itu sampai di tangan juga kan? Maka janganlah heran bila saat ini sangat mudah sekali menjumpai anak-anak yang tak lagi tahu bahwa nasi yang mereka makan pada hakikatnya berasal dari tanaman yang bernama padi. 


Kabut Peradaban 
Agung, I. (2012)


Manusia yang belum menyadari akan adanya kabut peradaban dan terbius oleh cepatnya ritme pemuasan kebutuhan adalah individu yang berbahaya. Mereka akan bertindak layaknya robot yang bergerak kian-kemari dengan lincah, tanpa sadar dan paham akan keterbatasan alam. Maka tak heran bila timbul berbagai masalah yang terkait dengan semakin terdesaknya ambang batas dari alam, diantaranya berupa masalah food security, water sanitation, serta biodiversity loss. 

Akan tetapi, sebenarnya individu yang paaaaling berbahaya adalah manusia yang sadar, namun memilih untuk menghindar. Mereka sebenarnya sudah mengetahui segala keterbatasan alam, namun tidak peduli dan cuci tangan begitu saja. Mereka yang menghindar ini pun dapat memanipulasi mereka yang belum sadar untuk lebih mengeksploitasi alam, yaitu dengan mengatasnamakan "demi kepentingan bersama".



Obat alternatif bagi bumi yang sakit-sakitan pun hadir,
dengan nama 
Education for Sustainable Development (ESD)



Sustainable development adalah prinsip utama dari ESD. Awalnya, saya hanya memahaminya sebagai pembangunan berkelanjutan. Namun diskusi dengan Bintan Solihat, seorang akademisi muda di bidang sustainable development, telah menghadirkan banyak letupan pemahaman baru. Pertanyaan sederhana mengenai perbedaan antara sustainable developmentdeveloping continuously, dan developing sustainably mengantarkan kami pada diskusi panjang yang jauh dari kata membosankan.


Pada akhirnya secara sederhana saya dapat mengungkapkan bahwa sustainable development adalah a new way of thinking -how to turn an ego to eco and to compromise with the nature. Layaknya suatu obat yang memiliki takaran spesifik untuk setiap pasien, sustainable development pun bersifat sangat spesifik. Kita tidak bisa begitu saja mengadopsi model sustainable development yang telah diterapkan di suatu daerah atau negara. There is no one size fits all model for sustainability.

Ego to Eco on Sustainable Development
Solihat, I (2013)


ESD adalah bentuk edukasi dari sustainable development, yang dapat diberikan kepada semua kalangan. Apabila semakin banyak individu yang memahami dan berpartisipasi aktif dalam ESD, maka saya yakin bahwa bumi ini dapat berangsur membaik. Yang perlu diperhatikan adalah, kita harus waspada terhadap bentuk partisipasi yang akan dilakukan. Hati-hati! Banyak media yang menggaungkan ESD dan mengimplementasikannya dengan berbagai program yang salah kaprah. Maka tak heran bila pada akhirnya ESD hanya menjadi kemasan komersialisasi semata dan bagian dari urban pop culture saja. 

So, what is not ESD ? (Lang, 2007) :
  1. Occasionally events, yaitu bentuk kampanye lingkungan yang hanya dilakukan dalam waktu singkat saja. Misalnya "one day anti-plastic bag campaign" dengan menyebarkan brosur dan membagikan tas karton yang diharapkan dapat menggantikan fungsi plastik. Implementasi dari keberlangsungan tindakan semacam itu bersifat nihil dan hanya sementara.
  2. Sustainability initiatives are taken only by part of organization, artinya adalah bila inisiatif ESD hanya dilakukan oleh salah satu organisasi saja, tanpa adanya dukungan dari masyarakat.
  3. Ad-hoc approach to implement environmental programs at school, maksudnya adalah memberikan program pendidikan lingkungan di sekolah, namun peserta didik tidak bisa atau tidak tergerak untuk mengimplementasikannya ke lingkungan sekitar.
  4. Not practising what you preach, contohnya adalah bila sekolah mengajarkan ESD namun mereka masih mempraktekan pemborosan pemakaian air serta melakukan massive printing.

Lantas, apa yang sudah saya lakukan untuk mengimplementasikan pemahaman ESD? Jujur saja, tidak banyak yang saya lakukan. Partisipasi saya sajauh ini adalah membawa botol minum bekal sendiri, tempat bekal makanan sendiri, melakukan print bolak-balik, dan berusaha untuk selalu menolak penggunaan  plastik saat berbelanja. Sederhana memang, namun semua itu dilakukan sesuai dengan kapasitas saya dan dengan hati senang. Mungkin efeknya tidak akan langsung mengurangi berkilo-kilo sampah plastik atau langsung menjadikan persediaan air tanah bertambah. Intinya adalah saya akan tetap berusaha konsisten untuk tidak terbuai dengan ritme take - make - have - waste. 

So, how about you? What you're doing today?







with  hug,
Indah Budi Utari